Sterilisasi yaitu
suatu proses atau kegiatan membebaskan bahan atau benda dari semua bentuk
kehidupan. Sterilisasi juga dapat diartikan sebagai proses untuk membunuh semua
jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada
lagi jasad renik yang dapat berkembang.
Pada prinsipnya
sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi. Sterilisasi mekanik dilakukan secara filtrasi, sterilisasi fisik
dilakukan dengan pemanasan dan penyinaran, dan untuk sterilisasi kimiawi dapat
dilakukan menggunakan senyawa disinfektan.
1.
Sterilisasi Mekanik
Sterilisasi
mekanik, biasa dilakukan dengan filtrasi. Filtrasi disini menggunakan suatu
saringan yang berpori kecil sehingga
mikroba dapat tertahan pada saringan tersebut. Ukuran
nominal pori penyaring 0,2 μm atau kurang dan penyaring dibuat dari berbagai
jenis bahan seperti selulosa asetat, selulosa nitrat, florokarbonat, polimer
akrilik, polikarbonat, poliester, polivinil klorida, vinil, nilon, politef, dan
berbagai tipe bahan lain termasuk memban logam.
2.
Sterilisasi Fisik
Pada sterilisasi
fisik dapat dilakukan dengan 2 sistem, yaitu system pemanasan dan penyinaran.
System pemanasan sendiri terdiri dari 4 macam, yaitu:
a.
Pemijaran (dengan
api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum
inokulum, pinset, batang L, dll.
Salah satu alat
yang digunakan dalam pembakaran langsung adalah Bunsen, adapun prosedur
kerjanya dalam mensterilkan jarum ose adalah sebagai berikut:
1)
Menyalakan pembakar bunsen dengan cara membuka tutupnya.
2)
Mensterilkan jarum ose dengan membakar ujung jarum yang
terbuat dari logam pada api bunsen. Memegang jarum dengan posisi agak tegak di
atas api (± 45°), bakar jarum hingga berpijar
dan pijaran tersebut merambat hingga pangkal bagian logam jarum.
3)
Bila sudah selesai, menunggu beberapa detik hingga suhu ose
kembali normal. Atau menyentuhkan ujung ose pada permukaan media hingga
terdengar bunyi ”ches”.
b.
Panas kering:
sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering
cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
Prosedur
Sterilisasi Panas Kering dengan Oven adalah sebagai berikut:
1)
Membuka tutup oven dan masukkan peralatan dari gelas yang
sudah dibungkus ke dalam oven.
2)
Menutup oven dan mengatur pengontrol suhu pada angka 160-180°C selama 1-2 jam.
c.
Uap air panas:
konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat
menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d.
pemanasan basah :
menggunakan autoklaf.
Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang digunakan
bersama-sama dengan uap air. Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam autoklaf atau
aterilisator uap yang mudah diangkat dengan menggunakan uap air jenuh
bertekanan pada suhu 1210C selama 15 menit (Hadioetomo, 1985). Cara
pemanasan basah dapat membunuh jasad renik atau mikroorganisme terutama karena
panas basah dapat menyebabkan denaturasi protein, termasuk enzim-enzim didalam
sel (Fardiaz, 1992).
Autoklaf
adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat & bahan yang menggunakan
tekanan 15 psi (1,02 atm) dan suhu 1210C.
Autoklaf adalah
alat untuk mensterilkan berbagai macam alat & bahan yang menggunakan
tekanan 15 psi (1,02 atm) dan suhu 1210C.
Autoklaf yang ada di laboratorium terbagi menjadi dua yaitu
yang digunakan untuk sterilisasi alat dan medium(media) yang akan dipakai,
serta yang digunakan untuk destruksi atau sterilisasi kotor. Rongga di dalam
autoklaf tidak boleh terlalu penuh diisi dengan benda-benda yang akan
disterilisasikan agar dapat terjadi aliran uap yang cukup baik.
Cara Penggunaan autoklaf :
1.
Sebelum melakukan
sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf.
Jika air kurang
dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut.
Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
2.
Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir,
maka tutup harus dikendorkan.
maka tutup harus dikendorkan.
3.
Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap
yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencang-kan terlebih dahulu.
4.
Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu
121oC.
121oC.
5. Tunggu samapai air mendidih sehingga uapnya memenuhi
kompartemen
Autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
Autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
6.
Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam
kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan
(jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep
pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.
kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan
(jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep
pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.
Karena sterilisasi ini
menggunakan uap air panas sebagai agen pensterilnya sehingga saat alat-alat
dikeluarkan dari autoklaf banyak sekali tetesan uap air yang mengenai alat.
Oleh karena itu, seharusnya alat-alat tersebut dimasukan kedalam oven untuk
dikeringkan. Tapi hal ini tidak dilakukan karena waktu yang diperlukan tidak
mencukupi.
Setelah bahan atau medium sudah steril dengan autoclave,
bahan dapat disimpan dalam lemari es khususnya untuk bahan yang mengandung
unsure khusus agar tidak rusak. Bahan yang sudah ada dalam autoclave sekarang
sudah steril, tetapi ada hal lain yang masih harus dilakukan saat mengunakan
bahan. Hal tersebut adalah menjaga tempat pembuatan atau pemindahan medium ke
wadah yang lain missal dari elemeyer kedalam cawan Petri. Jika bahan sudah
mengeras khususnya pada medium padat, bahan bisa dipanaskan terlebih dadulu dalam hot plate sebelum dipindahkan.
Hal ini berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan.
Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu
mempercepat proses homogenisasi dan juga dapat digunakan untuk mencairkan media
padat.
Sedangkan untuk teknik penyinaran
adalah menggunakan sinar UV. Sinar Ultra Violet ini berfungsi untuk membunuh
mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet. Sinar ultra
violet dengan panjang gelombang yang pendek memiliki daya antimikrobial yang
sangat kuat. Daya kerjanya adalah absorbsi oleh asam nukleat tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaan sel. Kerusakan tersebut dapat diperbaiki bila disinari
dengan berkas yang mempunyai gelombang yang lebih panjang.
3.
Sterilisasi Kimia
Sterilisasi secara kimiawi
biasanya menggunakan senyawa disinfektan. Senyawa disinfektan yang biasa
digunakan yaitu alcohol. Salah satu kegunaan dari alcohol ini adalah untuk
sterlisasi area tempat kerja, adapun proses penggunaannya adalah sebagai
berikut:
1)
Memasukkan larutan alkohol dengan kadar 70% ke dalam botol
semprot.
Sterilisasi dengan
bahan kimia digunakan alkohol 70 %. Menurut Gupte (1990), etil alkohol sangan
efektif pada kadar 70 % daripada 100 % dan ini tidak membunuh spora.
Sterilisasi dengan alkohol dilakukan pada proses pembuatan kultur stok dan
teknik isolasi. Alkohol 70 % disemprotkan pada tangan praktikan dan alat-alat
seperti makropipet dan mikropipet. Menurut Volk dan Wheeler (1988), alkohol
bila digunakan pada kulit kontaknya terlalu pendek untuk menimbulkan banyak
efek germisida dan alkohol segera menguap karena sifatnya mudah menguap. Namun
alkohol dapat menyingkirkan minyak, partikel debu, dan bakteri. Menurut Gupte
(1990), alkohol 70 % dapat menyebabkan denaturasi protein dan koagulaasi.
2)
Menyemprot udara di sekitar area kerja dengan alkohol
tersebut.
3)
Menyemprot meja kerja dengan alkohol dan ratakan dengan
kertas tissue.
4)
Menyemprot juga tangan kita agar steril.
5)
Meletakkan alat-alat yang akan digunakan pada meja kerja.
6)
Menyemprot kembali tangan kita ketika hendak menggunakan
alat-alat tersebut.
Pada saat
pemindahan bahan, kita juga harus mempertimbangkan faktor lingkungan yang ada.
Jika lingkungan tidak steril, maka bahan dapat terkontaminasi oleh bakteri atau
mikroorganisme yang ada di udara atau dilingkukan itu sendiri. Untuk itulah
kita harus mengunakan Laminary Air Flow.
Laminary Air
Flow adalah alat yang berfungsi untuk meniupkan udara steril secara kontinue
melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari debu dan spora-spora
yang mungkin jatuh ke dalam media, waktu pelaksanaan pemindahan bahan maupun
proses penanaman. Saat mengunakan Laminary Air Flow, hal yang harus dilakukan
sebelum mengunakannya adalah menyalakan lampu UV, minimum selama 30 menit,
sebelum laminar air flow digunakan dan hindarkan sinarnya dari badandan mata
agar sel tidak mengalami mutasi. Kemudian menyiapkan semua alat-alat steril
yang akan dipergunakan. Alat-alat yang dimasukkan ke dlam laminar air flow
cabinet, disemprot terlebih dahulu dengan alcohol 70% atau spiritus. Meja dan
dinding dalam Laminary Air Flow juga harus disemprot dengan alkohol 70% atau
dengan spiritus terlebih dahulu untuk mensterilkan Laminary Air Flow. Setelah
semuanya steril, maka bahan dapat dimasukan kedalam Laminary Air Flow untuk
proses pemindahan atau penanaman. Itu semua adalah teknik pensterilan bahan
mulai dari pembuatan, penyimpanan, dan pemindahan bahan.
No comments:
Post a Comment