Pages

Sunday, 15 April 2012

National Palace Museum



       Hari Sabtu (26/11/12) pada malam harinya kami berkunjung ke National Palace Museum (NPM). NPM adalah museum nasional Taiwan yang terbesar dan juga terlengkap di seluruh Taiwan, mungkin juga di dunia, dari sisi koleksi kebudayaan Cina. Sejarah NPM sendiri sudah cukup tua, setua sejarah pemerintahan Cina di Taiwan dan setua sejarah konflik antara kaum Nasionalis Cina di Taiwan dan komunis di Cina daratan.
       
       NPM sendiri beralamat di 221 Chih-san Road Section 2 distrik Shilin, yang merupakan salah satu distrik yang cukup ramai di Taipei. Tidak begitu jauh dan dapat dijangkau dari pusat kota. Kita cukup menggunakan angkutan MRT dari stasiun pusat Taipei kemudian turun di stasiun Jiantan. Dari Jiantan, kita melanjutkan perjalanan dengan menggunakan bis no.304 yang pemberhentian terakhirnya adalah di NPM.
Ruang eksibisi NPM sendiri terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama berisikan koleksi arca-arca keagamaan, semisal patung Budha dalam berbagai bentuk ataupun patung keagamaan Buddha dan Hindu lainnya. Ada juga koleksi buku-buku Cina kuno yang masih memuat aksara-aksara Cina klasik yang sangat rumit, dan juga catatan-catatan pengadilan atau catatan pemerintahan kekaisaran kuno. Banyak hal yang menunjukkan teknologi yang sudah cukup maju dalam bidang seni dan artistik Cina pada masa lalu.

          Naik ke lantai 2, kita bisa menyaksikan koleksi kaligrafi, lukisan-lukisan Cina kuno yang sudah sangat tua, serta koleksi guci dan ukiran-ukiran batu giok. Beberapa lukisan dan guci yang ada disini ada yang sudah berumur ratusan tahun atau bahkan satu milenia, dan berasal dari dinasti-dinasti awal kekaisaran Cina. Semisal lukisan awal musim semi (EarlySpring) karya Kuo Hsi yang bertarikh tahun 960 Masehi atau patung-patung tanah liat dari zaman Dinasti Tang dari tahun 690 Masehi.

 


      Untuk lantai 3 kami tidak sempat mengunjunginya dikarenakan keterbatasan waktu, namun berdasarkan informasi yang diperoleh lantai 3 tersebut memuat barang-barang dari zaman perunggu san juga benda-benda perpaduan antara budaya Cina dan budaya lainnya. Lonceng-lonceng atau panci-panci perunggu yang umumnya dipakai dalam upacara keagamaan semisal upacara keagamaan Konghucu ada disini. Begitu juga guci-guci yang dengan motif lukisan-lukisan Eropa atau ukiran-ukiran khas Arab, India, dan Tibet yang menunjukkan perpaduan budaya Cina dengan budaya-budaya lainnya yang ada di dunia.
Secara umum keunggulan National Palace Museum adalah penataan lokasi museum yang rapih pada koleksi benda-benda Cina kunonya yang cukup lengkap dan juga jumlah total koleksinya yang banyak. Ada sekitar 650.000 koleksi benda-benda antik di tempat ini. Semuanya diatur dan ditata dengan rapih sesuai dengan tempat dan jenisnya masing-masing.
      
     Dalam memamerkan koleksi benda-bendanya, NPM juga memadukan teknologi audio visual sehingga pengunjung bisa lebih menikmati dan mengetahui latar belakang dari tiap-tiap benda pusaka yang ada.. Penggunaan teknologi audio visual bisa dilihat di lantai 1, tepatnya di bagian lukisan "Along the river in Qingming Festival". Lukisan ini menunjukkan keramaian kota Kaifeng, ibukota kekaisaran Cina di zaman dinasti Song, pada hari bersihbersih kuburan yang lebih terkenal sebagai Qingming Day di Cina dan Taiwan dan juga merupakan hari libur nasional. Lukisan Qingming Festival di NPM ini sebenarnya lukisan reproduksi. Yang asli masih tersimpan di Istana Terlarang, Beijing. Namun disini, pengelola museum menambahkan film interaktif dimana pengunjung bisa merasakan bagaimana rasanya berada di tempat tersebut dahulu. Cukup menarik.
    
     Mungkin satu-satunya kelemahan dari NPM adalah tidak diperbolehkannya pengunjung untuk mengambil gambar dari koleksi-koleksi yang ada. Pihak NPM cukup tegas dalam hal ini terutama untuk mencegah rusaknya barang-barang koleksi oleh blitz kamera dan juga untuk mencegah reproduksi gambar-gambar maupun benda-benda koleksi di NPM. Semoga museum-museum di Indonesia pun bisa mencontoh NPM dalam pengelolaan museum.

No comments:

Post a Comment