Pages

Wednesday 2 May 2012

Sterilisasi Alat Laboratorium



Sterilisasi yaitu suatu proses atau kegiatan membebaskan bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi juga dapat diartikan sebagai proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang.
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisasi mekanik dilakukan secara filtrasi, sterilisasi fisik dilakukan dengan pemanasan dan penyinaran, dan untuk sterilisasi kimiawi dapat dilakukan menggunakan senyawa disinfektan.
             1.      Sterilisasi Mekanik
Sterilisasi mekanik, biasa dilakukan dengan filtrasi. Filtrasi disini menggunakan suatu saringan yang berpori kecil  sehingga mikroba dapat tertahan pada saringan tersebut. Ukuran nominal pori penyaring 0,2 μm atau kurang dan penyaring dibuat dari berbagai jenis bahan seperti selulosa asetat, selulosa nitrat, florokarbonat, polimer akrilik, polikarbonat, poliester, polivinil klorida, vinil, nilon, politef, dan berbagai tipe bahan lain termasuk memban logam.
 
2.      Sterilisasi Fisik
Pada sterilisasi fisik dapat dilakukan dengan 2 sistem, yaitu system pemanasan dan penyinaran. System pemanasan sendiri terdiri dari 4 macam, yaitu:
a.       Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
Salah satu alat yang digunakan dalam pembakaran langsung adalah Bunsen, adapun prosedur kerjanya dalam mensterilkan jarum ose adalah sebagai berikut:
1)          Menyalakan pembakar bunsen dengan cara membuka tutupnya.
2)          Mensterilkan jarum ose dengan membakar ujung jarum yang terbuat dari logam pada api bunsen. Memegang jarum dengan posisi agak tegak di atas api (± 45°), bakar jarum hingga berpijar dan pijaran tersebut merambat hingga pangkal bagian logam jarum.
3)          Bila sudah selesai, menunggu beberapa detik hingga suhu ose kembali normal. Atau menyentuhkan ujung ose pada permukaan media hingga terdengar bunyi ”ches”.

b.      Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
Prosedur Sterilisasi Panas Kering dengan Oven adalah sebagai berikut:
1)      Membuka tutup oven dan masukkan peralatan dari gelas yang sudah dibungkus ke dalam oven.
2)      Menutup oven dan mengatur pengontrol suhu pada angka 160-180°C selama 1-2 jam.

c.       Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.

d.      pemanasan basah : menggunakan autoklaf.

Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang digunakan bersama-sama dengan uap air. Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam autoklaf atau aterilisator uap yang mudah diangkat dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 1210C selama 15 menit (Hadioetomo, 1985). Cara pemanasan basah dapat membunuh jasad renik atau mikroorganisme terutama karena panas basah dapat menyebabkan denaturasi protein, termasuk enzim-enzim didalam sel (Fardiaz, 1992).
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat & bahan yang menggunakan tekanan 15 psi (1,02 atm) dan suhu 1210C.


Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat & bahan yang menggunakan tekanan 15 psi (1,02 atm) dan suhu 1210C.
Autoklaf yang ada di laboratorium terbagi menjadi dua yaitu yang digunakan untuk sterilisasi alat dan medium(media) yang akan dipakai, serta yang digunakan untuk destruksi atau sterilisasi kotor. Rongga di dalam autoklaf tidak boleh terlalu penuh diisi dengan benda-benda yang akan disterilisasikan agar dapat terjadi aliran uap yang cukup baik.
Cara Penggunaan autoklaf :
1.       Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf.
Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir,
maka tutup harus dikendorkan.
3. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencang-kan terlebih dahulu.
4. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu
121oC.
5. Tunggu samapai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen
Autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
6. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam
kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan
(jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep
pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.

Karena sterilisasi ini menggunakan uap air panas sebagai agen pensterilnya sehingga saat alat-alat dikeluarkan dari autoklaf banyak sekali tetesan uap air yang mengenai alat. Oleh karena itu, seharusnya alat-alat tersebut dimasukan kedalam oven untuk dikeringkan. Tapi hal ini tidak dilakukan karena waktu yang diperlukan tidak mencukupi.
Setelah bahan atau medium sudah steril dengan autoclave, bahan dapat disimpan dalam lemari es khususnya untuk bahan yang mengandung unsure khusus agar tidak rusak. Bahan yang sudah ada dalam autoclave sekarang sudah steril, tetapi ada hal lain yang masih harus dilakukan saat mengunakan bahan. Hal tersebut adalah menjaga tempat pembuatan atau pemindahan medium ke wadah yang lain missal dari elemeyer kedalam cawan Petri. Jika bahan sudah mengeras khususnya pada medium padat, bahan bisa dipanaskan terlebih  dadulu dalam hot plate sebelum dipindahkan.  Hal ini berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi dan juga dapat digunakan untuk mencairkan media padat.
Sedangkan untuk teknik penyinaran adalah menggunakan sinar UV. Sinar Ultra Violet ini berfungsi untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet. Sinar ultra violet dengan panjang gelombang yang pendek memiliki daya antimikrobial yang sangat kuat. Daya kerjanya adalah absorbsi oleh asam nukleat tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaan sel. Kerusakan tersebut dapat diperbaiki bila disinari dengan berkas yang mempunyai gelombang yang lebih panjang.


3.      Sterilisasi Kimia
Sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa disinfektan. Senyawa disinfektan yang biasa digunakan yaitu alcohol. Salah satu kegunaan dari alcohol ini adalah untuk sterlisasi area tempat kerja, adapun proses penggunaannya adalah sebagai berikut:
1)      Memasukkan larutan alkohol dengan kadar 70% ke dalam botol semprot.
Sterilisasi dengan bahan kimia digunakan alkohol 70 %. Menurut Gupte (1990), etil alkohol sangan efektif pada kadar 70 % daripada 100 % dan ini tidak membunuh spora. Sterilisasi dengan alkohol dilakukan pada proses pembuatan kultur stok dan teknik isolasi. Alkohol 70 % disemprotkan pada tangan praktikan dan alat-alat seperti makropipet dan mikropipet. Menurut Volk dan Wheeler (1988), alkohol bila digunakan pada kulit kontaknya terlalu pendek untuk menimbulkan banyak efek germisida dan alkohol segera menguap karena sifatnya mudah menguap. Namun alkohol dapat menyingkirkan minyak, partikel debu, dan bakteri. Menurut Gupte (1990), alkohol 70 % dapat menyebabkan denaturasi protein dan koagulaasi.
2)      Menyemprot udara di sekitar area kerja dengan alkohol tersebut.
3)      Menyemprot meja kerja dengan alkohol dan ratakan dengan kertas tissue.
4)      Menyemprot juga tangan kita agar steril.
5)      Meletakkan alat-alat yang akan digunakan pada meja kerja.
6)      Menyemprot kembali tangan kita ketika hendak menggunakan alat-alat tersebut.

Pada saat pemindahan bahan, kita juga harus mempertimbangkan faktor lingkungan yang ada. Jika lingkungan tidak steril, maka bahan dapat terkontaminasi oleh bakteri atau mikroorganisme yang ada di udara atau dilingkukan itu sendiri. Untuk itulah kita harus mengunakan Laminary Air Flow.
Laminary Air Flow adalah alat yang berfungsi untuk meniupkan udara steril secara kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari debu dan spora-spora yang mungkin jatuh ke dalam media, waktu pelaksanaan pemindahan bahan maupun proses penanaman. Saat mengunakan Laminary Air Flow, hal yang harus dilakukan sebelum mengunakannya adalah menyalakan lampu UV, minimum selama 30 menit, sebelum laminar air flow digunakan dan hindarkan sinarnya dari badandan mata agar sel tidak mengalami mutasi. Kemudian menyiapkan semua alat-alat steril yang akan dipergunakan. Alat-alat yang dimasukkan ke dlam laminar air flow cabinet, disemprot terlebih dahulu dengan alcohol 70% atau spiritus. Meja dan dinding dalam Laminary Air Flow juga harus disemprot dengan alkohol 70% atau dengan spiritus terlebih dahulu untuk mensterilkan Laminary Air Flow. Setelah semuanya steril, maka bahan dapat dimasukan kedalam Laminary Air Flow untuk proses pemindahan atau penanaman. Itu semua adalah teknik pensterilan bahan mulai dari pembuatan, penyimpanan, dan pemindahan bahan.

No comments:

Post a Comment